Sebuah kisah, ada seorang arsitek yang bekerja
di suatu perusahaan .
Setelah bertahun-tahun mengabdi pada perusahaan tersebut, si
arsitek karena sudah berusia cukup tua berencana untuk pensiun. Namun karena
dedikasi si arsitek tersebut kepada perusahaan amatlah tinggi dan posisinya
sangat penting di perusahaan tersebut, si manajer perusahaan tidak
mengizinkannya untuk pensiun.
Si Arsitek bersikeras untuk tetap pensiun. Karena ia merasa
sudah saatnya untuk pensiun. mengingat usianya yang sudah lanjut, dan ingin
segera manghabisi sisa hidupnya.
Akhirnya setelah berkali-kali membujuk si manajer, Si arsitek
pun mendapatkan izin untuk pensiun, dengan syarat ia harus mengerjakan proyek
istimewa yang diberikan oleh manajer.
Proyek istimewa tersebut adalah ia harus merancang sebuah
bangunan rumah di atas tanah seluas 500m2 dengan dana yang akan disediakan oleh
perusahaan. Jangka waktu yang ditentukan adalah empat bulan lamanya.
“Baiklah saya akan mengerjakan proyek tersebut. Bahkan saya
akan mengerjakannya hanya dalam waktu 2 bulan saja.” Ucap si arsitek tersebut.
Akhirnya si arsitek tersebut pun mulai mengerjakan proyek
tersebut.
Ia membuat bangunannya hanya seluas seratus meter. Sisanya
hanya ia biarkan saja menjadi halaman kosong.
“Untuk meminimal dana!” Pikirnya.
Bahan material bangunan tersebut ia gunakan yang kualitas
tiganya. Karena ia pikir proyek ini haruslah dibuat seminimal mungkin biayanya.
Agar perusahaan tidak banyak keluar dana. Perancangan keseluruhannya pun bisa
terbilang biasa saja. Hanya dikerjakan “sejadinya’.
“Toh, ini hanya proyek biasa saja. Bukan proyek istimewa
seperti yang dikatakan. Hanya membangun rumah sederhana saja.” pikirnya.
Akhirnya dua bulan kemudian, rumah tersebut pun jadi. dari
luar bangunan rumah tersebut memang terlihat sangat istimewa. Namun bahan-bahan
bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan kualitas rendah. Bukan kualitas yang
bagus.
Ia pun melapor kepada menajer perusahaannya bahwa ia telah
memyelesaikan pekerjaan yang disebut “Proyek Istimewa” tersebut. Dan ia memohon
diri untuk segera pensiun dan berhenti bekera.
“Baiklah kamu boleh pensiun. Dan hari ini kita akan mengadaan
acara pelepasan kamu bersama seluruh staf dan karyawan di perusahaan ini.” Ucap
si manajer.
Akhirnya berkumpulah seluruh staf dan karyawan perusahaan
tersebut di sebuah ruangan untuk mengadakan pelepasan si arsitek yang ingin
pensiun itu.
“Saudara-saudara sekalian, hari ini arsitek senior kita ini
akan pensiun. Sebagai penghormatan perusahan atas jasa dan dedikasinya, maka
kami memberikan hadiah sebuah rumah yang baru saja ia dirikan.”
Seluruh hadirin pun bertepuk tangan. Namun si arsitek
terbengong-bengong mendengar pernyataan manajernya itu.
“Kalau saja saya lebih lama mengerjakan proyek pembangunan
rumah tersebut…..
Kalau saja saya membuat rumah tersebut lebih bagus lagi….
Kalau saja bahan bangunan yang saya gunakan adalah
bahan-bahan kualitas terbaik….
Kalau saja saya mendirikan bangunan rumahnya lebih besar
lagi….
Kalau saja saya …..
Kalau saja ……
Kalau saja…..”
Begitulah kehidupan di dunia ini. Hakikatnya apapun yang kita
lakukan, apa yang kita kerjakan, apa yang kita berikan akan kembali ke diri kita
sendiri. Semuanya akan bermanfaat dan berikan manfaat kepada diri kita sendiri
kelak, begitu pula dengan keburukan yang kita kerjakan . Apa yang kita tabur,
pasti akan kita tuai.
Source: http://renungan-harian.com/kumpulan-cerita-cerita-motivasi-kristen